Thursday 20 August 2015

Bersikap toleransi hukumnya adalah

Bersikap toleran dalam kehidupan sehari-hari Hampir genap tujuh dasawarsa merdeka, bangsa ini masih dihadapkan pada sejumlah pekerjaan rumah. Salah satu yang tampaknya menyita banyak perhatian adalah yang berkaitan dengan masalah keanekaragaman baik suku, agama, ras, dan budaya. Keanekaragaman yang di satu sisi sebenarnya dapat menjadi suatu potensi yang sangat luar biasa, di sisi lain ternyata http://davefeldberg.com/index.php/2015/08/18/have-questions-about-homeschooling-get-your-answers-here/ dapat menjadi ancaman yang serius bagi bangsa ini. Adanya perbedaan adalah suatu kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Kita dapat menemukannya dalam banyak hal, mulai dari aspek fisik (usia, jenis kelamin, dsb), ekonomi (pendapatan), hingga aspek sosial politik (suku, partai, dsb). Oleh karenanya, menjadi hal yang wajar jika perbedaan ditanggapi


dengan sikap toleran. Toleransi dapat dilakukan lewat sikap menghormati dan menghargai adanya perbedaan. Sikap tersebut jauh lebih menguntungkan untuk kepentingan bangsa ini dibandingkan bersikap sebaliknya. Meskipun penting, saat ini masih juga kita temukan banyak anak bangsa ini yang tidak dapat bersikap toleran namun justru lebih mengedepankan kepentingan dan kebanggaan kelompoknya sendiri dibandingkan kepentingan bangsa secara keseluruhan. Bentrokan antar kelompok suku, agama, bahkan antar kampung, antar sekolah atau antar kampus menjadi fenomena yang seakan tiada habisnya. Diskriminasi dan pemaksaan kehendak oleh satu kelompok pada kelompok yang lain menjadi sebuah fenomena gunung es. Beberapa muncul dalam pemberitaan publik namun banyak yang lain


yang tenggelam tanpa diberitakan bahkan tenggelam dari kesadaran. Sikap ini tentu tidak dapat dipandang adaptif jika diletakkan dalam cita-cita para pendiri bangsa saat lewat banyak pengorbanan mereka saat membawa bangsa ini ke alam kemerdekaan. Sikap toleran sebenarnya dapat mulai diajarkan sejak usia dini. Orangtua dan kemudian guru tahap pendidikan pra sekolah dan dasar adalah orang-orang penting yang dapat mengawalinya. Untuk dapat mengajarkan anak bersikap toleran, ada beberapa hal yang dapat dilakukan: 1. Memberikan model Anak belajar salah satunya melalui mengamati dan meniru modelnya. Model adalah orang-orang yang berpengaruh di awal kehidupannya yaitu orangtua dan guru. Cara pertama yang paling efektif


untuk mengajarkan sikap toleran adalah memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Cara orangtua dan para pendidik bersikap terhadap orang lain yang berbeda di sekitarnya akan mempengaruhi cara pandang anak. Sederhananya, orangtua atau guru yang cenderung bersikap intoleran akan mendorong anak untuk memilih sikap serupa. 2. Mengajak anak untuk menerima adanya perbedaan Perbedaan adalah sebuah kenyataan hidup. Sebagai potensi, perbedaan adalah warna-warni pelangi yang membuat hidup penuh dengan aneka warna yang tidak membosankan. Namun demikian, perbedaan dapat dianggap sebagian orang sebagai http://freecddvdburning.com/living-with-your-allergies-ideas-to-help-you-manage/ gangguan. Orang-orang seperti ini melihat bahwa hanya mereka yang sama dan satu kelompok dengan merekalah yang berhak mendapatkan penerimaan, penghargaan,


dan penghormatan.



Bersikap toleransi hukumnya adalah

No comments:

Post a Comment