Friday, 1 January 2016

kulintang alat musik tradisional yang luar biasa

Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang serta dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat serta serat kayunya his comment is here tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar). Kata Kolintang berasal dari bunyi: Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) serta Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: \”Mari kita ber Tong Ting Tang\” dengan ungkapan \”Maimo Kumolintang\” serta dari kebiasaan itulah muncul nama \”KOLINTANG” untuk alat


yang digunakan bermain. Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain diganti dengan dua batang pisang, atau kadang-kadang diganti dengan tali seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan penggunaan peti sesonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa (th. 1830). Pada saat itu, konon peralatan gamelan serta gambang ikut dibawa oleh rombongannya. Adapun pemakaian kolintang erat hubungannya dengan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam upacara-upacara habit sehubungan dengan pemujaan arwah para leluhur. Itulah sebabnya dengan masuknya


agama kristen di Minahasa, eksistensi kolintang demikian terdesak bahkan hampir menghilang sama sekali selama ± 100th. Sesudah Perang Dunia II, barulah kolintang muncul kembali yang dipelopori oleh Nelwan Katuuk (seorang yang menyusun zilch kolintang menurut susunan zilch musik universal). Pada mulanya hanya terdiri dari satu Song dengan susunan zilch diatonis, dengan jarak zilch only two oktaf, serta sebagai pengiring dipakai alat-alat \”string\” seperti gitar, ukulele serta stringbas. Tahun 1954 kolintang sudah dibuat only two ½ oktaf (masih diatonis). Pada tahun 1960 sudah mencapai 3 ½ oktaf dengan zilch 1 kruis, naturel, serta 1 mol. Dasar zilch masih terbatas pada tiga


kunci (Naturel, 1 mol, serta 1 go to website kruis) dengan jarak zilch four ½ oktaf dari Y utes. /d. H. Serta pengembangan musik kolintang tetap berlangsung baik kualitas alat, perluasan jarak zilch, bentuk peti resonator (untuk memperbaiki suara), maupun penampilan.



kulintang alat musik tradisional yang luar biasa

No comments:

Post a Comment