REPUBLIKA.CO.ID – Ketika Nabi Adam AS muncul di Planet Bumi, pondasi Baitullah (Ka’bah) telah diletakkan oleh para malaikat. Kiblat untuk Nabi Adam AS dan keturunannya pada saat itu adalah Ka’bah yang bentuknya masih sangat sederhana.
Tatkala kita melaksanakan shalat, sebagaimana telah diperintahkan Allah SWT melalui firman-Nya dan hadis Rasulullah SAW, kita menghadapkan diri ke arah kiblat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram. Demikianlah, salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap arah kiblat dengan tepat. Meski kita tahu dan melaksanakan perintah tersebut, sering tebersit pertanyaan, “Mengapa harus ke kiblat? Mengapa Ka’bah? Apa untungnya?” dan sederet pertanyaan lainnya.
Apalagi bila kita adalah seorang mualaf yang cerdas, yang selalu menjadikan logika sebagai pijakan untuk menyembah Allah SWT dan belum sampai pada tataran “sami’na wa atha’na” (mendengar dan melakukan). Pastilah lebih banyak pertanyaan yang tebersit. Sedemikian pentingnyakah menghadap ke arah Ka’bah? Ada apa di sana? Apakah secara sains bisa dijelaskan? Apakah memperbolehkan pertanyaan-pertanyaan yang demikian? Jawabannya, sangat bisa, bahkan dianjurkan. Tujuannya adalah agar ibadah kita tetap pada jalur yang baik dan benar.
paket umroh murah 2015
Allah memerintahkan hal ini dalam Surah Yunus bahwa Dia memurkai orang-orang yang beribadah tanpa menggunakan akal. Manakala sederet pertanyaan tersebut dilontarkan, sering membuat kalang kabut para ulama ataupun ustadz. Boleh jadi karena kebanyakan dari mereka telah mencapai tingkat “sami’na wa atha’na”, maka bagi mereka tidak perlu lagi menanyakan hal-hal yang tidak berguna, bahkan dianggap membuang-buang waktu. Lain halnya bagi orang awam.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sangatlah diharapkan. Selain untuk memuaskan rasa penasaran, juga untuk menangkis anggapan bahwa agama kita adalah penyembah berhala “Ka’bah” ataupun Hajar Aswad. Allah SWT berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung.” (QS. Al-Hajj [22]: 77).
Firman Allah SWT di atas berisi perintah bagi semua orang yang beriman (yang percaya adanya Sang Pencipta), bahwa untuk menjadi orang beruntung/menang (selamat dunia dan akhirat), kita harus melakukan rukuk, sujud, serta menyembah Tuhan Sang Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya, kemudian berbuat kebaikan. Urutan tersebut menjadi sempurna bila tidak saling terpisahkan. Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Hannan Putra
Read more : paket umroh 2015 jakarta
Manfaat Shalat dengan Berkiblat ke Kakbah (1)
No comments:
Post a Comment