Friday, 23 October 2015

Duka dalam cinta

Duka rena kdi Alhamdulillah…\” Kalimat itu banyak meluncur dari mulut warga Pekanbaru, Riau, Senin sore 14 September 2015. Hujan yang lama dinantikan akhirnya tiba juga. Hujan lebat yang mengguyur bumi Riau bak oase di tengah kabut asap yang memedihkan mata dan mengganggu pernapasan. Hujan ini diharapkan mampu mengusir kabut asap yang menelan kota http://aplikasiblackberry10.com/all-the-help-you-need-to-maximize-search-engine-optimization-success-is-here-2/ Pekanbaru dalam beberapa pekan terakhir. \”Alhamdulillah Ya Allah, Engkau telah menurunkan rahmat-Mu dengan hujan ini. Hanya Engkau yang bisa mengusir kabut asap pekat dari kota kami ini,\” kata Dodi Ferdian, warga Pekanbaru yang terjebak hujan di Kantor Reserse Kriminal Khusus Polda Riau. Dodi mengaku sudah tak tahan lagi menghirup udara


beracun karena kabut asap. \”Baru beberapa menit hujan turun, sudah bisa dirasakan dampaknya. Udara kembali mulai segar, kabut asap mulai tampak hilang dari udara. Semoga hujan ini berlangsung lama dan asap tak kembali lagi ke Riau,\” harap Dodi. Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya menyatakan, mulai Senin, 14 September 2015 Provinsi Riau berstatus darurat asap. Penetapan ini dilakukan menyusul terus meningkatnya volume asap yang menyelimuti hampir seluruh wilayah di Provinsi Riau. ‎ ‎ \”Pagi tadi saya sudah berbicara dengan Gubernur dan jajaran Muspida Riau. Hari ini Provinsi Riau dinyatakan Darurat Asap. Gubernur Riau sudah membuka posko-posko kesehatan di tengah


masyarakat,\” ujar Siti Nurbaya melalui pesan tertulis yang diterima Liputan6.com. ‎ Menurut Siti, upaya pemadaman terus dilakukan dengan menggunakan pesawat water bombing (pengeboman air) dan cloud seeding (pembentukan awan hujan). \”Saat ini sudah ditumpahkan sebanyak 18 juta liter di Riau dan‎ 12 juta liter di Sumsel untuk pengeboman air dan sudah ditaburkan garam untuk hujan buatan sebanyak 120 ton di Riau dan 56 ton di Sumsel dan Jambi,\” ujar Siti.‎ edangkan untuk memperkuat upaya penanganan kebakaran lahan dan hutan, pihaknya telah meminta peningkatan jumlah personel TNI untuk turun ke wilayah yang dipenuhi asap. \”Turut dikerahkan prajurit TNI sebanyak 1.050 orang


di lapangan,\” tukas Siti. Kepala BNPB Willem Rampangilei memastikan pemerintah terus memantau perkembangan proses pemadaman dan mengantisipasi meluasnya kebakaran tersebut. \”P‎emerintah pusat terus mengikuti perkembangan Riau. Dan k‎abut asap datang terpantau dari selatan yaitu dari Jambi dan Sumsel. Saya mengikuti perkembangan jam demi jam soal kabut asap sampai ke Singapura,\” kata dia. Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan membuat jarak pandang di sejumlah kabupaten dan kota di Riau hanya hitungan meter. Di Pekanbaru, jarak pandang tidak sampai 50 meter. Pantauan Liputan6.com, Senin 14 September 2015 sekitar pukul 09.00 WIB, gedung-gedung di pusat Kota Pekanbaru ‘hilang’ ditelan kabut asap. Salah


satunya Kantor Gubernur Riau dan Walikota Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman. Semua pengguna jalan memakai masker. Pemakai sepeda motor dan mobil terpaksa menghidupkan lampu utama sebagai penerang jalan. Sementara 2 alat Indeks Standar Pengukur Udara (ISPU) di Jalan Nangka dan Jalan Jenderal Sudirman sudah mengarah ke level berbahaya, dengan indeks pencemaran sudah di ambang batas. Berdasarkan data BMKG, jarak sejumlah kabupaten di Riau pada hari ini hanya dalam hitungan meter. Selain di Pekanbaru, jarak pandang di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu hanya 80 meter, Dumai 50 http://www.violetclover.com/amazing-tips-and-tricks-for-search-engine-optimization.html meter, dan Pelalawan 50 meter. Kebakaran hutan dan lahan, tidak hanya terjadi di kawasan Sumatera,


tapi juga melanda wilayah Kalimantan. Bahkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, ada 1.247 hotspot atau titik api yang mengepung wilayah tersebut.



Duka dalam cinta

No comments:

Post a Comment