Wednesday 16 December 2015

Teknik memotret lanskap

Memotret bentang alam (landscape) tidak harus menggunakan tripod atau filter berlapis yang rumit. Juga tidak melulu bermain long exposure atau dengan berburu sunrise/sunset yang membutuhkan kesabaran tinggi. Jauh lebih penting yakni mampu menghadirkan keindahan bentang alam dengan lugas dan tidak berbelit-belit. Sekaligus mengajak pembaca masuk dan merasakan apa yang terjadi https://data.seattle.gov/profile/bahasainggris/cbpi-k5s2 dalam foto lanskap tersebut. Untuk menjawab kebutuhan itu, fotografer amatir sekalipun, dengan jenis kamera apapun dapat melakukan dengan baik asalkan konsisten dan tahu tujuannya. Berikut beberapa trik yang bisa dilakukan untuk mendapatkan foto lanskap yang ringkas namun tetap menghadirkan kejutan. Keterangan foto: Lembah Jungfraujoch, Swis dengan 3 elemen utama: gunung,


pedesaan dan pohon pinus tertutup salju. (Foto: Ari Saputra/detikcom) Pertama, survei destinasi foto lansekap yang akan dikunjungi. Bisa dari mesin pencari di internet atau bertanya pada orang yang pernah ke destinasi tersebut. Termasuk beberapa spot dan tempat terbaik menghasilkan foto lansekap. Selain itu, tidak ada salahnya mengetahui jalur yang akan dilewati apakah melewati lanskap yang fotogenik atau tidak. Siapa tahu bakal mendapatkan \’bonus\’ lanskap yang bagus saat perjalanan. Sehingga kamera bisa diaktifkan/standby guna mendapatkan kejutan lanskap dari dalam kendaraan. Kedua, siapkan peralatan kamera yang dipunyai. Tidak harus rumit dan mahal. Cukup dengan kamera smartphone beresolusi tinggi, foto lanskap dapat diperoleh


dengan meyakinkan. Bagi yang menggunakan mirrorless atau DSLR, pilihan lensa lebar menjadi http://community.nicic.gov/members/bahasainggris/default.aspx pilihan yang tidak terelakkan. Gunakan focal lenght 24mm, 20mm atau 18mm untuk menghasilkan foto lanskap yang representatif.



Teknik memotret lanskap

No comments:

Post a Comment