Saturday, 28 February 2015

Beasiswa s2 dalam negeri

Beasiswa djarum Pernah mengalami kusta, tak membuat perempuan asal Trenggalek, Jawa Timur, Binti Khofifah (35), merasakan diskriminasi. Bahkan, karena pernah sakit kusta bisa membuatnya berhasil merengkuh gelar sarjana dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Beasiswa berupa biaya kuliah dan hidup selama menempuh gelar sarjana di bidang epidemiologi diberikan oleh lembaga swadaya asal http://www.rpp.com.pe/enlaweb.php?e=www.bushealth.com/ Belanda (NLR) dan Jepang. Beasiswa ini diperolehnya atas semangat untuk lanjutkan kuliah meski pernah mengalami kusta. \”Saya memang ingin sekali melanjutkan kuliah dari D3 ke S1, kemudian mengajukan beasiswa ke beberapa LSM dan semuanya menyambut baik,\” terang Binti saat ditemui Health-Liputan6.com usai acara peringatan Hari Kusta Sedunia di Kementrian Kesehatan


RI, Senin (26/1/2015). Pada saat menempuh kuliah, ia pun tidak merasakan diskriminasi dari teman-teman. Deteksi dini bercak merah pada pipinya tahun 2000 segera langsung diobati sehingga tidak menimbulkan kecacatan pada dirinya. Hanya pada bagian tangan saja muncul claw hand http://www.rss.geodles.com/fwd.php?url=http://www.bushealth.com/ gara-gara reaksi kusta. Pengobatan dini membuatnya berhasil sembuh dari kusta tanpa menimbulkan cacat. Kehidupannya kini pun tak berbeda dengan kebanyakan perempuan lainnya.



Beasiswa s2 dalam negeri

1 comment: